Cekatcekit- Para peneliti dari Universitas Stuttgart, Kota Stuttgart, Jerman, menyimpulkan patung Dewa Vaisravana berusia seribu tahun terbuat dari batu meteor. Patung setinggi 24 sentimeter dengan berat sepuluh kilogram ini ditemukan tim ekspedisi Nazi Jerman pada 1938.
Mereka memastikan patung Buddha ini sangat berharga. "Patung ini dipahat dari sepotong batu meteor Chinga jatuh di perbatasan antara Mongolia dan Siberia sekitar 15 ribu tahun lalu," kata ketua tim peneliti, Dr. Elmar Buchner, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (27/9).
Bucher mengatakan puing-puing meteor itu pertama ditemukan pada 1913 oleh para pencari emas. Meteorit itu diyakini telah diambil sejak berabad-abad silam. Tim peneliti menggolongkan batu meteor itu sangat langka karena kandungan nikelnya sangat tinggi.
Patung ini diyakini mewakili gaya peranakan antara Buddha dan kebudayaan sebelum Buddha. Patung itu menggamabrkan Dewa Vaisravana, penguasa kerajaan Buddha di Jambhala, bagian utara Tibet.
Patung itu ditemukan pada 1938 dari suatu ekspedisi ilmuwan asal Jerman dipimpin oleh ahli ilmu hewan terkenal, Ernst Schafer. Ekspedisi didukung oleh pemimpin pasukan Nazi SS, Heinrich Himmler, ini juga dipercaya memakai anggota Nazi sebagai tim.
Schafer kemudian mengklaim dirinya menerima sokongan dari pasukan Nazi untuk mendukung penelitian ilmiahnya itu. Namun ahli sejarah percaya Himler menyokong lantaran keyakinannya asal-usul bangsa arya dari Tibet.
Buchner memperkirakan batu meteor itu terinspirasi dari beragam kebudayaan kuno membentang dari Wilayah Greenland sampai suku Aborigin di Australia. Bahkan Kabah diyakini Hajar Aswad di Kabah, Makkah (Arab Saudi) juga dari meteorit. Tim penelitian Buchner percaya patung Manusia Besi itu berasal dari kebudayaan sekitar abad ke sebelas.
Sumber
Posting Komentar